Friday, 15 March 2013

my Princes


Sudah hampir dua jam Riva mondar-mandir mengelilingi kamarnya,gadis ini terlihat sangat gelisah. Berulang kali dia melirik hp kecil yang ada di tempat tidurnya,tetapi tak ada satu pun pesan masuk yang tampak di hp itu.
“Kamu kemana, sich? Kok sms ku gak dibalas-balas.” gerutu Riva sambil memencet nomor telepon dengan cepat.
Sebelum Riva sempat menelepon, sebuah SMS masuk di layar ponsel itu tertulis My Prince.secepat kilat dia membuka SMS itu lalu membacanya tidak sabar.Ternyata orang yang selama ini dia tunggu itu baru saja selesai bertanding dalam turnamen voli.
Setelah membalas sms itu,Riva memejamkan matanya untuk tidur,karena malam telah larut.

Keesok harinya…
Seperti biasa,Riva selalu mengirimkan ucapan selamat pagi pada kekasihnya sebelum dia berangkat sekolah.Namun,hatinya kembali tak senang ketika sang kekasih belum juga membalas SMS-nya hingga sore hari.Berkali-kali dia mengirimkan SMS,hingga akhirnya balasan yang ditunggu datang.
- aku udah mandi dan makan kok –
Riva langsung membalas SMS itu,tapi setelah beberapa kali SMS-an,dia merasa ada yang aneh dengan pesan dari kekasihnya itu.Hingga akhirnya dia tahu kalau ternyata yang membalas SMS itu bukanlah Andre pacarnya,tapi temannya.Hal itu membuat Riva sangat marah dan tidak membalas SMS itu lagi.Dia berharap pacarnya akan menghubunginya dan meminta maaf langsung padanya.
Tapi pertengkaran itu malah berlanjut higga malam hari.Meskipun Andre telah meminta maaf,tapi Riva masih juga kesal dengan sikap Andre yang tidak mau membalas SMS-nya.Dan malam itu pun berakhir tanpa ada SMS dari keduanya.

Pertengkaran kedua pasangan itu berakhir dengan kata putus.Yang dikirimkan lewat SMS oleh Andre.Hal itu membuat Riva yang sejak awal itu sudah sedih akhirnya menangis di depan sahabat-sahabatnya.Dia tidak menyangka pacar yang selama ini sangat di cintainya ternyata tega memutuskan hubungan mereka begitu saja.Namun,setelah mendengar alasan Andre yang tidak nyaman lagi dengan dia,Riva akhirnya menerima keputusan itu dengan hati yang hancur.
Malam harinya,Riva yang masih stress dengan kenyataan yang menyakitkan itu mendadak jatuh sakit.Tubuhnya demam dan kadang dia menggigil.Dia berharap Andre akan menghubunginya dan bilang kalau mereka tidak jadi putus.Tapi harapan itu,hanya menjadi harapan semata,karena tak satu pun SMS dari Andre yang masuk ke hpnya.
*****
Sudah hampir seminggu Riva sakit,higga akhirnya dia harus dirawat rumah sakit.Tapi kondisinya belum juga membaik maag yang selama ini dideritanya ternyata sudah sangat parah hingga menimbulkan pendarahan.Dokter pun mengatakan kalau salah satu faktor yang menyebabkan penyakit Riva semakin parah adalah stress yang dialaminya hingga membuat kondisi tubuh menurun.

Tina,sahabat Riva yang paling mengerti keadaan Riva hanya bisa menatap iba tubuh sahabatnya yang sekarang terkulai lemas diatas tempat tidur.Wajahnya pucat dan tubuhnya semakin kurus .Tina sangat mengerti perasaan Riva yang merasa sangat kehilangan Andre,Kekasihnya.Kadang semar-semar dia dia mendengar Riva yang menyebut nama Andre dalam tidurnya,dan hal itu membuat Tina menangis,tak sanggup melihat penderitaan yang dirasakan oleh sahabat itu.
“Riva,gimana kabar kamu sekarang?”Tanya Tina ketika sahabatnya baru saja bangun.
“Aku udah mendingan,kok. Udahlah nggak usah cemas gitu”jawab Riva,wajahnya terliha pucat.
“Kamu masih mikirin Andre,ya?”
“maksud kamu?”
“Dari kemarin aku dengar kamu memanggil nama Andre berkali-kali saat kamu lagi tidur.Kamu kepikiran dia lagi?”
Tanya Tina cemas.
“Iya,aku kangen sama dia.Apa dia menghubungiku?”jawab Riva.
“Setahu aku,sich. Belum ada SMS ataupun telepon dari dia.Kenapa?”
Jawabnya,wajahnya terlihat sedih.
“Apa perlu aku telepon dia untuk kasih tau keadaan kamu?”
“Nggak usah,aku gak mau dikasihani sama dia.”

Tina hanya bisa diam mendengar jawaban sahabatnya itu.Rasa kagum dan sedih bercampur dihatinya.Kagum akan keterangan sahabatnya itu,tapi sedih melihat penderitaan yang harus dialami Riva.Tina tahu disaat sakit seperti itu,pasti Riva ingin Andre ada bersamanya,dan nggak meninggalkan seperti ini.

Hampir tiga minggu Riva dirawat dirumah sakit,dan selama itu juga Tina selalu memperhatikan perkembangan kesehatan sahabatnya itu.Setiap kali Riva merasa sakit ditubuhnya demam,Riva selalu mendengarkan sebuah lagu ciptaan Andre,Mantan Kekasihnya.Dan seperti mujizat,keadaanRiva perlahan membaik setelah mendengar lagu itu.Tina akhirnya mengerti keadaan Riva pada Andre sangatlah besar hingga menyiksa seluruh tubuhnya bukan hanya hatinya.
Hingga suatu hari tanpa sepengetahuan Riva,Tina menelepon Andre ada yang diluar kota.Dia menceritakan keadaan Riva pada cowok itu,dan dia juga meminta Andre untuk daang menemui Riva.Tapi,Andre masih belum juga mau menemui Riva.
“Aku mohon sama kamu,Riva butuh kamu.Tolong datanglah ke Bandung dan temui Riva walaupun hanya sebentar.”ucap Tina.
“Aku belum bisa menemui dia,lagi pula kehadiranku malah bisa membuat dia sakit.”jawab Andre.
“Satu kali saja,tolong temui dia.Mungkin dengan bertemu denganmu dia bisa sembuh.Atau kamu akan menyesal.”paksa Tina.
“Apa maksud kamu? Memang penyakitnya itu parah?”
“Datang dan lihatlah sendiri keadaan Riva sekarang.Sebelum kamu menyesal untuk selamanya.”ucap Tina sebelum mengakhiri teleponnya.
*****
Beberapa hari setelah telepon itu,Andre mengabari Tina kalau dia akan ke Bandung untuk menemui Riva.Tina yang mendapat kabar menggembirakan itu langsung menemui Riva.Tapi sayangnya Riva sedang tidur saat itu.Tina hanya menunggu,sampai Andre tiba di Bandung dua hari lagi.
“Dia hanya sedang tidur.Tunggu saja,sebentar lagi juga dia bangun.”ucap Tina yang berdiri di belakang Andre.
“Sudah berapa lama seperti ini?”Tanya Andre.
“Hampir satu bulan dia terbaring ditempat tidur itu.Sekarang coba kau dengar lagu yang sedang didengarkan Riva.”Ucap Tina sambil melepaskan satu headset itu dan memberikan kepada Andre.
Andre yang masih merasa terkejut perlahan memegang tangan Riva,kedua matanya tak lepas dari wajah Riva.
Terlihat masih ada kasih sayang yang dalam dari tatapan itu.
Tiba-tiba tangan yang dipegang tangan Andre bergerak,Riva bangun dari tidurnya.Dan dia terkejut ketika ada seorang cowok duduk di sampingnya sambil memegang tangannya.
“Tenang,Riva. Dia Andre,orang yang selama ini kamu rindu.”ucap Tina.
“Andre? Kenapa bisa ada disini?”Tanya Riva yang masih terkejut.
“Maaf,ya.Aku menelepon dia dan meminta dia untuk datang menjengukmu.Karena aku nggak tega melihat kamu seperti ini terus.” Ucap Tina menahan tangis dalam hatinya.
“Kenapa kamu bisa sampai kayak gini? Kenapa kamu nggak menjaga kesehatanmu?”Tanya Andre Yang masih tetap menatap Riva.
“Itu bukan urusanmu.”Sahut Riva sambil melepaskan genggaman Riva.
“Waktu itu kamu kan udah janji,bisa terima keputusanku untuk mengakhiri hubungan kita,dan janji akan baik-baik saja.Tetapi kenapa kamu sekarang kayak gini?”

Riva hanya diam dan memalingkan wajah dari Andre.Sementara Andre masih terus berbicara pada Riva.Tina yang melihat itu hanya berharap keadaan Riva akan membaik setelah bertemu Andre.Dan ternyata benar.
*****
Dipantai itu,Andre menyanyikan lagu yang baru dibuatnya untuk Riva.Keadaan yang sangat romantis membuat Riva bahagia.
”Aku bahagia banget hari ini,karena bisa pergi sama kamu,terbawa dan tersenyum melihat sunset bersama kamu.Aku bisa mendengar lagu secara langsung”
“Aku juga senang bisa jalan sama kamu.Makanya cepat sembuh,nanti bisa jalan-jalan lagi.”
*****
Beberapa lama menunggu.
“kamu nggak apa-apa kan,sayang?”Tanya Mama Riva.
“Aku baik-baik saja kok,ma.”Sahut Riva yang lemah.
“Andre,aku mau mendengarkan kamu menyanyi.Tolong nyanyikan lagu itu sekarang.Aku mau dengar.”Ucap Riva dengan suara yang hampir seperti bisikan.
“Nanti saja,sekarang istirahat dulu.”Sahut Andre.
“Aku mau mendengarkan sekarang”
“Nyanyikan saja.”Ucap Mama Riva.

Akhirnya Andre menyanyikan lagu yang ingin didengar Riva.Tangannya menggenggam tangan Riva yang dingin.Riva juga menggenggam dengn erat seperti tak mau lepas lagi.Perlahan matanya terpejam dan akhirnya tertidur.Tapi bukan tidur biasa,hingga akhirnya sebuah garis muncul di monitor itu.Dan tak ada lagi pergerakkan grafik detak jantung Riva.Andre yang dari tadi menggenggam tangan Riva merasa tangan Riva perlahan melepas genggamannya.
Mereka terus memanggil Riva,tapi dia tidak juga membuka matanya.Dokter juga mengatakan kalau Riva telah pergi untuk selamanya.Air mata seperti tak bisa berhenti mengalir dari mata keluarganya,Tina dan Andre.Tidak menyangka,Tina yang mereka kira akan segera sembuh ternyata meninggalkan mereka secepat itu.
Begitu juga Andre,dia tidak mengira kalau lagu yang dia nyanyikan itu adalah LAGU TERAKHIR UNTUK RIVA.
Sebelum wajah Riva ditutupi kain putih,Andre mencium kening yang pernah di cintainya itu dengan lembut.
“Selamat jalan,sayang. Maafkanlah aku yang telah membuatmu seperti ini. Semoga kau tenang di sana.”

No comments:
Write komentar

tinggalkan jejak