Friday, 2 November 2012

84 tahun Sumpah Pemuda



Hari ini, 28 Oktober 2012, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-84.Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan momentum lahirnya bangsa Indonesia dan buah perjuangan rakyat dari penindasan kolonialisme. Penderitaan selama penjajahan membuat para pemuda bertekad untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui berbagai perjuangan. Dari tekad itulah diadakan Kongres Pemuda.

Kongres Pemuda I diadakan 30 April - 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta) yang menghasilkan kesepakatan kegiatan pemuda dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, dan sebagainya.


Kongres Pemuda II dilaksanakan juga di Batavia pada 27-28 Oktober 1928. Dari kongres inilah lahir Sumpah Pemuda. Kongres dibagi tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia) Sugondo Djojopuspito mengemukakan harapannya bahwa kongres tersebut dapat memperkuat semangat persatuan. Sedangkan Moehammad Yamin dalam uraiannya menyebutkan, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan


Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola tanpa syair. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres berupa Sumpah Pemuda yang ditulis oleh Moehammad Yamin:



Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia. 
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. 
Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.


Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini selayaknya kita maknai tidak cukup dengan menggelorakan kembali semangat para pemuda pejuang secara retorika, tapi harus menekankan pada tindakan nyata! Karena itu mari berkarya, lupakan perbedaan, fokuskan persatuan. Kemajuan sudah menanti kita asal kita mau kerja keras mewujudkannya. Siap action?

***

No comments:
Write komentar

tinggalkan jejak