Friday 17 May 2013

Menguak fakta asal usul makanan Palembang

Nyanyi yuk :

“Bulet besak panjang mak lengen
Kejel-kejel rasonyo marem
Masuk ke mulut matonyo mejem
Mertuo lewat masih ditelen

Kejel keras sudah biaso
Asak bae iwaknyo teraso
Digoreng pake minyak kelapo
Jadi nambah lemak rasonyo

Reff:
Pempek lenjer oy pempek lenjer
Siapo nyingok pastilah ngiler
Pempek lenjer oy pempek lenjer
Makan sikok pacak kelenger

Mangcek bicek janganlah lupo
Ngawak balek oleh-olehnyo
Pempek lenjer samo cukonyo
Kito makan bersamo-samo”

Back to Reff

***
Siapa sih yang tidak kenal dengan lagu ini? lagu pempek lenjer dengan liriknya yang unik benar-benar menggambarkan kekhasan wong kito, yaitu lucu, ramah, dan suka berkelakar.
Berbicara tentang Palembang, artinya kita berbicara tentang kota yang BARI yaitu, Bersih, Aman, Rapi, dan Indah. Selain pesona lingkungan yang BARI, Palembang pun tak kalah dengan pesona makanannya, seperti tekwan, mie celor, pempek adaan, kapal selam dan masih banyak lagi.
Nama-nama makanan tersebut terdengar sangat unik, sehingga menimbulkan keinginan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai asal usul pemberian nama tersebut. Baiklah, bagaimana kalau kita mulai dari pemberian nama makanan yang semua orang sudah mengetahuinya, yaitu pempek.
Pempek, empek-empek, atau bahasa asingnya fish cake, merupakan makanan yang rata-rata hampir digemari semua orang dan semua umur. Karena rasanya yang enak dan gurih, bahkan balita yang susah makan pun apabila diberi makan pempek biasanya mereka langsung menyukainya.
Sebutan makanan pempek, atau empek- empek ini ternyata memiliki sejarah. Kata pempek ini berasal dari panggilan orang keturunan Tionghoa yang dulu tinggal di Palembang dan menjajakan pempek dengan berkeliling sepeda. Orang tersebut dipanggil “pek.., apek..,”. Karena panggilan inilah maka makanan berbahan dasar ikan dan tepung tersebut disebut pempek.
Selain cerita di atas, ternyata ada cerita lain-nya tentang asal usul makanan pempek ini. Konon dahulu kala ada seorang raja yang sedang bersedih hati, karena sang juru masak andalan istana telah meninggal dunia. Akhirnya sang raja membuat suatu sayembara, yaitu bagi siapa yang bisa menciptakan makanan yang enak dan unik, dimana terdapat cita rasa yang manis asam pedas dan segar, serta berbahan dasar ikan maka akan diangkat menjadi juru masak istana.
Berita ini tersebar dengan cepat di wilayah kerajaan, bahkan sampai ke negara-negara lainnya. Akhirnya diadakanlah sebuah kompetisi memasak, dari seleksi yang amat panjang, maka tersisalah empat orang juru masak. Orang pertamamenyuguhkan makanan berbahan dasar ikan dengan ala Jepang. Juru masakkedua menyuguhkan makanan dengan cita rasa Padang, dan yang ketigamenyuguhkan makanan dengan cita rasa Jawa. Akan tetapi raja merasa tidak puas dengan ketiga cita rasa makanan tersebut.
Raja terlihat sedih, dan raja bertanya, “Masih adakah lagi juru masak lainnya?,” kemudian masuklah juru masak yang keempat, yang bernama Apek. Apek pun menyuguhkan makanan yang berbahan dasar tepung dan ikan, disertai dengan kuahnya yang disebut dengan cuka atau ‘cuko’ dalam bahasa Palembang. Saat mencoba rasa dari makanan ini, raja seperti terbang melayang karena sangat menyukai rasanya. Raja pun bertanya, “Apa nama makanan ini?,” karena belum ada nama, maka raja menamakan makanan ini pempek, yang diambil dari nama sang juru masak tersebut.
Cerita diatas merupakan sekilas cerita tentang asal usul pemberian nama pempek. Seandainya cerita tersebut ditulis oleh penulis dongeng terkenal, seperti Hans Christian Andersen, tentunya cerita tentang asal-usul nama pempek ini sudah mendunia, bahkan dibuat filmnya.
Cerita tentang pempek tidak berakhir sampai disitu saja. Karena jenisnya yang banyak, pempek memiliki nama-nama yang unik. Pemberian nama ini pun tidak sembarangan karena tiap nama tentunya punya arti. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai asal usul nama dari sebagian kecil jenis pempek itu, yaitu pempek kapal selam, adaan, dan pempek dos.
1. Pempek Kapal Selam.
“Orang Palembang berani-berani dan hebat-hebat ya!,” kata temanku yang berasal dari luar Palembang.
“Kok bisa?,” tanyaku.
“Ya iya kan.., kapal selam aja bisa dimakan, hahahahhaha,” katanya sambil tertawa.
Dialog itu sering sekali kita dengar bukan?, karena namanya yang unik maka sering dijadikan candaan bagi banyak orang. Pemberian nama pempek kapal selam ini dikarenakan dalam proses pembuatannya, pempek ini dimasak dengan cara menenggelamkannya di dalam air yang banyak, kemudan apabila sudah matang, maka pempek ini otomatis akan mengapung dan naik ke permukaan, karena proses pembuatannya seperti cara kerjanya kapal selam, maka diberikanlah namanya pempek kapal selam. Lalu bagaimana jikalau dalam proses pembuatan pempek ini tiba-tiba pempeknya tetap tenggelam, apa mungkin dinamakan titanic? mungkin saja kan. Namun ada juga yang mengatakan bahwa pempek ini disebut pempek kapal selam dikarenakan bentuknya yang mirip dengan kapal selam.
2. Pempek Adaan.
Pempek jenis ini lebih sering dikenal dengan nama pempek bulat. Pemberian namanya tentu saja dikarenakan bentuknya yang bulat-bulat. Lalu apakah adaan itu artinya adalah bulat?, ternyata bukan. menurut data-data yang saya kumpulkan, tidak saya temukan arti dari kata adaan itu sendiri. Akhirnya saya mewawancarai beberapa orang Palembang asli mengenai arti dari pempek adaan. Ada yang mengatakan bahwa adaan itu artinya dadakan atau langsung. Maksudnya pempek adaan itu dibuat secara dadakan. Karena dadakan maka proses pembuatannya harus praktis, sehingga pempek jenis ini tidak perlu direbus terlebih dahulu, melainkan dapat langsung digoreng. Bahkan ada yang menganalogikan nama pempek adaan ini dengan niat shalat fardhu yaitu, “…..adaan lillahi taala, ” jadi, maksudnya sholatnya langsung dikerjakan tepat waktu, tidak di qodho (Ini tidak ada maksud apa-apa loh, cuma menganalogikan, red).
3. Pempek Dos.
Nama pempek yang satu ini pun cukup unik. Pempek ini adalah pempek yang dibuat tanpa menggunakan daging ikan. Jadi hanya tepung, telor, garam dan tambahannya adalah doa. Maksudnya jangan lupa beroda agar cipratan minyaknya tidak sampai mengenai muka atau anggota tubuh lainnya, karena pempek ini sering meletup saat digoreng dan mengeluarkan bunyi ‘dos!’. Begitulah kira-kira kenapa pempek ini disebut pempek dos.
Selain pempek, Palembang pun terkenal juga dengan makananan jenis lainnya. Berikut ini masih mengenai asal usul pemberian nama pada sebagian kecil dari jenis-jenis makanan khas Palembang selain pempek.
1.Tekwan.
Makanan yang satu ini pun tak kalah enaknya dengan pempek. Bentuknya bulat-bulat seperti baso ikan, bahkan ada juga yang lonjong, dimakan dengan disiram kuah udang. Arti dari nama tekwan ini pun cukup menarik yaitu tekwan, bekotek samo kawan, yang artinya ngobrol-ngobrol bersama teman, dimana biasanya orang-orang menyantap tekwan sambil ngobrol bersama teman. Selain itu ada juga cerita dimana saya pernah mendengar bahwa sebenarnya arti dari nama tekwan itu adalah “ambil satu-satu”, karena bunyi dari kata tekwan mirip dengan bunyi dari penyebutan kata “take one” dalam bahasa Inggris. Entah kebetulan atau bukan, karena memang cara menyantap tekwan adalah dimakan satu-persatu. Kesimpulannya kemungkinan arti dari nama tekwan itu kebanyakan hanya berupa rekaan saja, tapi mungkin saja rekaan itu ada benarnya juga.
2.Celimpungan.
Nama makanan yang satu ini banyak membuat orang-orang di luar wilayah Palembang mengerutkan alisnya, mereka mengira celimpungan sama dengan kelimpungan. Selain dari namanya yang unik, masih banyak juga yang tidak tahu mengenai makanan ini, celimpungan sebenarnya mirip dengan tekwan tetapi bentuknya lebih besar dan kuahnya merupakan kuah santan yang warnanya kehijau-hijauan. Makanan ini disebut celimpungan karena disajikan dengan kuah yang amat banyak, dan biji celimpungan yang seperti tekwan namun lebih besar ini di ‘cemplungkan’ ke dalam kuah tersebut. Oleh warga Palembang istilah ini disebut dengan celimpungan.
3. Mie Celor.
Makanan yg satu ini tak kalah enaknya dengan yang lain. Mienya berukuran besar-besar dan disajikan dengan kuah udang yang kental, sangat nikmat dimakan selagi hangat. Mie ini sebelum disajikan maka harus diseduh dengan air panas, atau istilah Palembang-nya ‘dicelor’. Inilah asal mulanya kenapa mie ini disebut mie celor.
Sungguh kota Palembang penuh dengan pesona, bahkan asal usul pemberian makanannya pun banyak membuat orang-orang terpesona.
Layaknya sebuah undangan jamuan makan di rumah saudara, tetangga, perusahaan dan jamuan makan lainnya, tentunya ada jamuan penutupnya. Begitu pula dengan artikel ini, maka pembahasan mengenai asal usul mie celor merupakan penutup dari artikel ini. Sengaja tidak saya sajikan puding atau agar-agar, karena saya orang Palembang yang sarapan pun makannya, nasi goreng, pempek dan cuka (cuko) dalam satu piring, ‘nikmaaat!’. Betapa makanan Palembang sangat mempesona bak surga dunia.

No comments:
Write komentar

tinggalkan jejak